KETIADAAN URBANISME DAN KETIADAAN DARI SPECTACLE  
Urbanisme[1] tidak eksis, ia hanyalah sebagai ‘ideologi’ dalam pengertian Marx dari terhadap kata ini. Arsitektur secara real eksis, seperti Coca Cola; meskipun dilapisi dengan ideologi, ia adalah produksi real, kepuasan yang licik dari kebutuhan yang palsu. Urbanisme dapat dibandingkan dengan iklan mengenai Coca Cola – kemurnian ideologi spektakular. Kapitalisme modern, yang mengorganisir reduksi dari seluruh kehidupan sosial menjadi spectacle,  terbukti tidak mampu untuk mempresentasikan spectacle lain daripada hal ini yang mana itu adalah alienasi kita sendiri. Mimpi urbanistik ini adalah  karya besarnya. 

PERENCANAAN KOTA SEBAGAI KONDISIONING[2] DAN KEPALSUAN PARTISIPASI 
Perkembangan dari lingkungan pergaulan urban adalah domestifikasi kapitalisme terhadap ruang. Ia merepresentasikan pilihan dari salah satu materialisasi partikular, sebagai eklusi atas kemungkinan-kemungkinan yang lain. Seperti estetika, yang merupakan bagian dari dekomposisi yang menyertainya, hal ini bisa dipertimbangkan sebagai cabang negleksi dari kriminologi. Karakteristik apapun ini dalam level “perencanaan kota” – yang mengoposisikan diri hanya pada level arsitektural semata – desakannya adalah persetujuan populer, demi integrasi individual ke dalam produksi birokratiknya dari kondisioning. 



Semua ini dipaksakan dengan cara-cara pemerasan atas utilitas, untuk menyembunyikan fakta bahwa asitektur ini dan segala kondisioning-nya ini sejatinya digunakan hanya dalam fungsi untuk menguatkan reifikasi[3]. Kapitalisme modern membuat orang-orang pasif dalam hal melahirkan berbagai kritik atas arsitektur dengan argumen sederhana yang mereka butuhkan hanyalah atap untuk menutupi kepala mereka, hanya seperti televisi yang diterima sebagai alasan-alasan bahwa mereka membutuhkan informasi dan hiburan. Mereka dibuat untuk melupakan fakta yang jelas-jelas bahwa informasi ini, hiburan ini dan segala jenis tempat tinggal tidaklah tidak dibuat untuk mereka, tapi dibuat tanpa mereka dan untuk menentang mereka sendiri. 

Perencanaan kota mestilah dimengerti sebagai ruang masyarakat untuk publisitas-propaganda, dengan kata lain, sebagai organisasi dari partisipasi dalam sesuatu yang mana tidaklah mungkin mereka dapat berpartisipasi didalamnya. 


SIRKULASI LALU LINTAS, TAHAP TERTINGGI DARI PERENCANAAN KOTA 
Sirkulasi lalu lintas adalah organisasi dari isolasi universal. Dengan demikian, ini merupakan problem utama dari kota-kota modern. Ia adalah oposisi dari pertemuan: ia mengabsorsi energi yang mungkin sebaliknya dapat diabdikan untuk pertemuan-pertemuan atau untuk digunakan pada partisipasi singkat. Kompensasi spectacle dari partisipasi yang sekarang tidak lagi memungkinkan. Di dalam masyarakat spektakular ini, satu status keadaan ditentukan oleh satu tempat tinggal dan mobilitas (kendaraan bermotor pribadi). Kau tidak hidup di suatu tempat di kota, kau hidup di suatu tempat dalam hirarki. Puncak dari hirarki ini, rangkingnya dapat dipastikan dari derajat mobilitas. Kekuatan secara objektif diekspresikan dalam keperluan untuk menjadi hadir setiap hari di lebih dan lebih banyak lagi tempat (makan malam bisnis, dan lain-lain) lebih lanjut dan lebih jauh lagi dilepaskan dari yang lain. VIP[4] dapat didefinisikan sebagai seseorang yang hadir di tiga ibukota yang berbeda dalam satu rangkaian di satu hari saja. 


DISTANSIASI[5] DARI SPECTACLE URBAN  
Sistem spectacle yang dalam prosesnya untuk mengintegrasikan populasi menampakkan dirinya secara bersamaan sebagai organisasi dari kota-kota dan sebagai jaringan informasi permanen. Ia adalah kerangka yang solid yang didesain untuk menguatkan kondisi-kondisi yang ada dari hidup. Tugas pertama kita adalah untuk memungkinkan orang-orang untuk menghentikan pengidentifikasian dengan lingkungan sekitar mereka dan dengan model dari pola-pola tingkah laku. Ini tidak dapat dipisahkan dari pembuatan kemungkinan pengenalan mutual yang bebas dalam beberapa inisial zona-zona yang di set untuk memisahkannya dari aktifitas manusia. Orang-orang akan selalu menurut dalam jangka waktu yang panjang untuk menerima sebuah era dari kota-kota yang direifikasi. Tapi sikap terhadap penerimaan mereka ini bisa digantikan dengan sesegera mungkin. Kita harus mendorong skeptisisme mereka ke arah yang lebih luas dan mewarnai taman-taman bermain dengan hebat, dormitori kota-kota yang baru baik di Timur dan Barat. Hanya dengan kebangkitan menyeluruh yang dapat mengajukan pertanyaan atas konstruksi kebingungan dari lingkungan urban. 


KEBEBASAN YANG TAK DAPAT DIBAGI 
Prestasi utama dari perencanaan kota modern adalah berhasil membuat orang-orang menjadi buta dari kemungkinan yang kita sebut dengan urbanisme unitarian, yaitu sebuah kritik hidup atas manipulasi dari kota-kota dan penduduk ini, sebuah kritik yang berbahan bakar semua tegangan dari kehidupan sehari-hari. Sebuah kritik hidup dengan cara membangun kembali basis untuk hidup eksperimental di mana orang-orang dapat datang bersama untuk mengkreasikan kehidupan mereka sendiri dalam daerah-daerah hingga pada akhirnya saling melengkapi. Yang tempat-tempatnya tidak bisa dipesan untuk aktifitas “liburan” yang terseparasi dari masyarakat. Tidak ada zona spasio-temporal yang secara lengkap dapat dipisahkan. Keseluruhan masyarakat mendesakkan tekanan secara terus menerus meskipun pada kenyataannya sekarang ini liburan “mesti dipesan”. Basis-basis Situasionis akan menggunakan tekanan dalam arah yang berlawanan, bertindak sebagai pangkalan untuk sebuah invasi dari hidup sehari-hari secara keseluruhan. Urbanisme unitarian adalah kebalikan dari aktifitas yang terspesialisasi; menerima sebuah pemisahan domain urbanistik adalah juga berarti menerima semua kebohongan urbanistik dan kebohongan yang menyebar ke seluruh bagian dari keseluruhan hidup. 
 
Urbanisme menjanjikan kebahagiaan. Ia juga dapat menilai mana yang tepat. Koordinasi dari artistik dan cara-cara ilmiah dari denunsiasi harus memimpin menuju sebuah denunsiasi lengkap dari kondisioning yang akan eksis.  


MENUJU PENDARATAN
Semua ruang kini telah diokupasi oleh musuh, yang mana telah berhasil membentuk kembali hukum-hukum dasarnya, geometrinya, kembali kepada kegunaan-kegunaannya sendiri. Urbanisme yang otentik akan terlihat saat absennya okupasi ini berhasil dikreasikan di zona-zona tertentu. Apa yang kita sebut dengan konstruksi berawal dari situ. Hal ini bisa diklarifikasikan dengan berkembangnya konsep mengisi kekosongan positif oleh fisika modern. Taktik mematerialisasi kebebasan dimulai dengan mencocokkan beberapa tambalan dari permukaan planet yang telah didomestifikasi.  


ILUMINASI DARI DÉTOURNEMENT[6]
Praktik dasar dari teori urbanisme unitarian akan menjadi transkripsi dari keseluruhan kebohongan teoritik dari urbanisme, mendetourn dengan tujuan de-alienasi. Kami telah secara konstan mempertahankan diri kami dari puisi para penyair yang kondisioning – dengan tujuan menyumbat pesan-pesan mereka, untuk menjungkirbalikkan ritme mereka ke luar.


KONDISI-KONDISI DARI DIALOG  
Fungsional berarti praktis. Satu-satunya hal yang benar-benar praktis adalah resolusi dari permasalahan fundamental kami: realisasi-diri kami (eskapisme kami dari sistem isolasi). Ini dan tidak ada yang lain yang berguna dan bermanfaat. Yang lainnya tidak lain selain daripada praktis menurut produk-produk, mistifikasi dari praktis yang sesungguhnya.


BAHAN BAKU DAN TRANSFORMASI
Destruksi Situasionis dari pengaruh keadaan sekarang telah berlangsung dan di saat yang bersamaan adalah konstruksi dari situasi-situasi. Ini adalah pembebasan dari energi kekal yang diperangkap dalam kebekuan hidup sehari-hari. Dengan hadirnya urbanisme unitarian, perencanaan kota sekarang ini (yang merupakan kebohongan-kebohongan geologi) akan digantikan dengan sebuah teknik untuk secara permanen mempertahankan diri dari kondisi-kondisi yang mengancam kebebasan, dan individu-individu – yang masih belum juga eksis – akan mulai dibebaskan mengkonstruksikan sejarah mereka sendiri.  


AKHIR PRA SEJARAH DARI KONDISIONING  
Kami tidak menantang agar orang-orang mesti kembali ke suatu tahap sebelumnya dari masa kondisioning tapi lebih dari itu kita mesti melampauinya. Kami telah menemukan arsitektur dan urbanisme yang tidak bisa direalisasikan tanpa revolusi dari kehidupan setiap hari – tanpa apropriasi kondisioning dari setiap orang, hal ini tak akan berakhir terus menyuburkan dan memenuhi. 


ATTILA KOTÁNYI, RAOUL VANEIGEM
1961 


[Catatan Penerjemah]

Nomor [1], merupakan catan dari penerjemah teks Inggris-nya. Sedangkan sisanya merupakan tambahan dari penerjemah Indonesia untuk mempermudah pemahaman atas teks ini.

[1] Kata bahasa Prancis urbanisme juga berarti “perencanaan kota”, tapi juga mengacu pada kebijakan umum dan ideologi dari pembangunan urban. Untuk analisa lebih jauh mengenai “dominasi teritorial” urban, baca di bab 7 “The Society of The Spectacle” karya Guy Debord.

[2] Kondisioning berarti pengaruh keadaan.

[3] Reifikasi. Salah satu teori yang dipopulerkan oleh SI. Akibat perkembangan kapitalisme seluruh aktifitas kreatif telah hilang. Yang tersisa hanyalah sebuah bentuk eksistensi otonom yang membuat manusia dan dunia berada dalam imaji. Hal ini mengakibatkan apa yang tampaknya paling kongkrit justru adalah yang paling abstrak. Dan ia terus mengalami kemajuan dan peningkatan level yang baru dalam eskalasi represi dan alienasi. Lebih jauh baca: The Root Structures of Reification – Jean Garnault (teks Inggris oleh Ken Knabb) Situationist International Anthology (Revised and Expanded Edition, 2006.

[4] Singkatan dari Very Important Person. 

[5] Pen-jarak-an. Spectacle melalui desain pemukimannya membuat setiap orang secara terus menerus semakin dibuat berjarak. Tidak hanya secara fisik, namun juga secara psikologis. Dan jarak itu terus menerus ditingkatkan hingga tingkat di mana separasi menjadi hal ekstrim yang dianggap normal. 

[6] Lawan dari rekuperasi. Di mana hal ini adalah pemberian kesan-kesan atau ide-ide dan merubahnya menjadi sesuatu yang menyerang budaya dominan. Sebuah pembalikan berbahaya dari rekuperasi. Lebih jauh baca: Détournement as Negation and Prelude – Situationist International, 1959 dan A User’s Guide To Détournement – Guy Debord dan Gil J. Wolman, 1956, juga The Society of The Spectacle – Guy Debord (terj. Inggris: Ken Knabb - Situationist International Anthology (Revised and Expanded Edition, 2006)

Tulisan ini pertama kali terbit dalam jurnal Internationale Situationiste #6 (Paris, Agustus 1961) dengan judul “Programme élémentaire du Bureau d’Urbanisme Unitaire”. Terjemahan ke dalam bahasa Inggris oleh Ken Knabb (http://bopsecrets.org) dengan judul “Basic Program of the Bureau of Unitary Urbanism” dan dipublikasikan dalam Situationist International Anthology (Revised and Expanded Edition, 2006). Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia dengan mengacu pada teks Inggris oleh Reuben Augusto dari NEGASI: [Saluran Bebas Informasi] (http://negasi-negasi.blogspot.com)
    Sebuah Perampokan di Yunani

    Mereka adalah hal-hal yang lama, dari abad yang lain. Kemiskinan, dimana kemajuan tampaknya telah dibuang dari Barat, datang kembali untuk membuat kita merasa gigitannya. Para Bankir belum melompat dari jendela, tapi masyarakat miskin mengisi jalanan. Pabrik dan toko-toko menutup pintu mereka. Jutaan orang menemukan diri mereka dengan tidak berarti untuk menghadapi masa depan. Mereka dijanjikan bahwa kehidupan berlalu saat mereka berlutut, diantara pekerjaan yang menguntungkan para bos dan ketaatan kepada kehendak pemerintah akan setidaknya menjamin kelangsungan hidup tenang bagi mereka. Sekarang jelas bagi semua bahwa hal ini adalah bohong.

    Mereka adalah hal-hal yang lama, dari abad yang lain. Barisan yang membengkak di depan dapur sup. Jumlah pencurian di supermarket terus berkembang. Proses Penyitaan menumpuk. Dan sementara mereka di tingkatan “bawah” mencoba untuk tidak mati kelaparan, orang-orang di tingkat “atas” mempersiapkan diri untuk yang terburuk, untuk kengerian ledakan sosial. "Zero toleransi" dijamin bagi siapa saja yang melanggar hukum; struktur baru penahanan sedang dipersiapkan untuk penduduk asli dan imigran; tentara dan "sukarelawan" patroli lingkungan yang berada di bawah pengawasan video. Orang miskin lama dan yang baru harus mengetahui: sekarat karena melarat atau bunuh diri, ini adalah pilihan satu-satunya yang hanya diperbolehkan kepada mereka.


    Mereka adalah hal-hal yang lama, dari abad yang lain. Saat ini, semakin banyak orang berusaha untuk merebut kekayaan dari tempat-tempat yang memiliki kelimpahan. Beberapa bahkan memiliki impian dalam hati mereka, seperti dua anarkis, Christos dan Alfredo, yang ditangkap di Yunani pada tanggal 1 Oktober untuk sebuah perampokan bank. Christos merampok bank di bawah todongan senjata. Mereka mengklaim bahwa Alfredo membantunya, mengambil uang saat pengiriman. Sekarang dua anarkis tersebut, satu Yunani dan satu Italia, berada di belakang “bar”. Penjara adalah nasib yang dijanjikan kepada siapa saja yang tidak mengundurkan diri untuk mati dalam kesengsaraan, nasib tersebut dijanjikan kepada musuh-musuh dari semua eksploitasi dan otoritas.

    Mereka adalah hal-hal yang lama, dari abad yang lain. Sebuah kehancuran ekonomi, melonjaknya pengangguran, memburuknya kondisi hidup, perang di antara orang miskin yang dihasut oleh antek penguasa, rasisme mempercepatnya dari hanya merangkak hingga berlari, sebuah planet yang terancam oleh perkembangan teknologi, negara menggantikan wortel demokrasi dengan batang totalitarianisme... Dalam hal ini tiba-tiba kembali ke masa lalu, masih ada sesuatu yang hilang: martabat yang terhina mendorong keputusasaan diri, mengubahnya menjadi tindakan; kebebasan yang berhenti kemudian menjadi hak untuk mematuhi otoritas dan kembali menjadi tantangan untuk setiap bentuk kekuasaan; hasrat untuk hidup yang kecewa dengan apa yang ada dan meningakatnya serangan untuk merebut apa yang belum pernah ada. 

    Ini adalah hal yang lama, dari abad yang lain: INSUREKSI !!!


    Guy E. Debord


    Dari semua peristiwa-peristiwa dimana kami berpartisipasi di dalamnya, dengan atau tanpa ketertarikan, pencarian untuk meraba sebuah cara hidup baru adalah satu-satunya hal yang benar-benar menarik yang tersisa. Estetika dan disiplin lainnya telah terbukti secara mencolok tidak memadai dalam hal ini dan berjasa atas kelalaian terbesar. Oleh karena itu kita harus menggambarkan beberapa medan-medan sementara dari observasi, termasuk observasi atas proses tertentu dari kesempatan dan prediktabilitas di jalanan.

    Kata psychogeography, disarankan oleh seorang Kabyle[2] buta huruf sebagai istilah umum untuk fenomena beberapa dari kami yang sedang melakukan investigasi di sekitar musim panas 1953, tidaklah terlalu tepat. Hal ini inkonsisten dengan perspektif materialis yang melihat hidup dan berpikir seperti yang dikondisikan oleh alam objektif. Geografi, misalnya, berkaitan dengan tindakan tertentu dari keumuman kekuatan alam, seperti komposisi tanah atau kondisi iklim, pada struktur ekonomi masyarakat, dan dengan demikian pada konsepsi yang sesuai bahwa masyarakat seperti itu dapat memiliki dunia. Psychogeography ditetapkan untuk dirinya sendiri sebagai studi tentang hukum yang tepat dan efek khusus dari lingkungan geografis, baik secara sadar terorganisir atau tidak, pada emosi dan perilaku individu-individu. Kata mempesona yang bersifat kabur dari psychogeografi dapat diterapkan pada hasil dari penemuan-penemuan dengan jenis penyelidikan seperti ini, untuk mempengaruhi mereka pada perasaan manusia, dan secara umum untuk setiap situasi atau tingkah laku yang tampaknya mencerminkan semangat yang sama dari pengungkapan.



    Telah lama dikatakan bahwa gurun adalah monoteistik. Apakah itu tidak masuk akal atau sama sekali tanpa memiliki kepentingan untuk mengamati bahwa distrik di Paris antara Place de la Contrescarpe dan Rue de l'Arbalète agak mengakibatkan ateisme, untuk dilupakan dan untuk disorientasi dari refleks kebiasaan?

    Kondisi-kondisi historis menentukan apa yang dianggap "berguna." Pembaharuan urban oleh Baron Haussmann terhadap Paris di bawah Kekaisaran Kedua, misalnya, didorong oleh keinginan untuk membuka jalan utama yang luas untuk memungkinkan terjadinya sirkulasi cepat dari pasukan dan penggunaan artileri melawan pemberontakan. Tapi dari sudut pandang selain untuk memfasilitasi kontrol polisi, Paris dalam versi Haussmann adalah kota yang dibangun oleh idiot, penuh dengan suara dan kemarahan, menandakan ketiadaan. Masalah utama dari urbanisme hari ini adalah untuk memastikan kelancaran kelancaran sirkulasi sejumlah kendaraan bermotor yang sedang berkembang pesat. Urbanisme masa depan mungkin mengaplikasikan dirinya untuk ada proyek-proyek yang tidak bermanfaat, namun dalam konteks yang agak berbeda dari kemungkinan psychogeograpikal.

    Kelimpahan hari ini dari mobil pribadi adalah salah satu keberhasilan paling mencengangkan dari propaganda konstan yang diproduksi para kapitalis yang merayu sejumlah besar orang bahwa kepemilikan mobil adalah salah satu hak istimewa dari cadangan masyarakat kita untuk anggota yang paling istimewa. Tapi kemajuan anarkikal sering berakhir dengan kontradiksi terhadap dirinya sendiri, seperti ketika kami menikmati spectacle dari seorang kepala polisi yang mempersoalkan sebuah film yang menghimbau para pemilik mobil Paris untuk menggunakan transportasi umum.

    Kita tahu bahwa dengan kemarahan yang membabi buta membuat banyak orang banyak miskin siap untuk mempertahankan keuntungan medioker mereka. Ilusi menyedihkan mengenai hak istimewa ini terkait dengan pandangan umum tentang kebahagiaan di kalangan borjuis dan hal ini dijaga terus menerus oleh sebuah sistem publikasi yang mencakup estetika Malraux dan juga seperti iklan Coca-Cola – sebuah ide tentang kebahagiaan yang tengah mengalami krisis harus diprovokasi pada setiap kesempatan dengan segala cara.

    Pengertian pertama dari hal ini tidak diragukan lagi adalah penyebaran provokatif yang sistematis dari sejumlah proposal yang bertendensi untuk mengubah seluruh kehidupan menjadi sebuah permainan yang menyenangkan, dikombinasikan dengan penyusutan nilai yang konstan dari semua arus diversi (secara luas, tentu saja, bahwa yang terakhir ini tidak dapat didetourned[3] untuk dijalankan dalam susunan ambiens yang lebih menarik). Kesulitan terbesar untuk melakukan hal ini adalah untuk disampaikan melalui proposal yang boros ini sebuah tingkat yang cukup dari seduksi yang serius. Untuk mencapai hal ini kita dapat membayangkan ketangkasan penggunaan sarana komunikasi yang sedang populer. Tapi jenis yang mengganggu dari abstensi, atau demonstrasi yang didesain untuk menggagalkan radikalisasi para penggemar dari alat komunikasi, juga dapat dipromosikan dengan sedikit biaya suasana dari kegelisahan sangatlah menguntungkan untuk pengenalan beberapa konsep-konsep baru dari kesenangan.

    Ide bahwa kreasi dari pemilihan situasi emosional tergantung hanya pada pemahaman dan aplikasi yang dikalkulasikan dari sejumlah teknik kongkrit yang diinspirasikan dari sedikit sindiran di artikel "Psychogeographical Game of the Week," yang diterbitkan dalam Potlatch #1:

    “Sesuai dengan apa yang anda cari, pilih negara, sebuah kota besar atau kecil, jalan yang ramai atau sepi. Bangunlah sebuah rumah. Lengkapi dengan perabotan-perabotan. Gunakan dekorasi dan lingkungan sekitarnya untuk hasil terbaik. Pilih musim dan waktunya. Kumpulkan orang-orang yang paling cocok, dengan menu dan minuman yang sesuai. Pencahayaan dan percakapan jelas harus cocok untuk acara, seperti seharusnya cuaca atau kenangan anda. Jika tidak ada kesalahan dalam perhitungan anda, hasilnya harus terbukti memuaskan.”

    Kita perlu membanjiri pasar – bahkan jika untuk saat ini hanya pasar intelektual saja yang tersedia – dengan hasrat-hasrat massal yang pemenuhannya tidaklah diluar kapasitas arti dari kemanusiaan hari ini dengan aksi di dunia material, tetapi hanya dengan melampaui kapasitas dari organisasi sosial lama . Dengan demikian ini bukan tanpa kepentingan politik untuk mengkontradiksikan di depan publik hasrat-hasrat tersebut pada hasrat-hasrat dasar yang tanpa henti diolah dalam bentuk baru oleh industri film dan dalam novel-novel psikologis seperti orang-orang yang tua yang ditulis Mauriac. (Seperti Marx yang menjelaskan kepada Proudhon yang malang, "Dalam sebuah masyarakat yang didasarkan pada kemiskinan, produk paling miskin pasti dikonsumsi dengan jumlah terbesar.")[4]

    Transformasi revolusioner di dunia, dari semua aspek-aspek dunia, akan mengkonfirmasikan semua mimpi akan kelimpahan.

    Perubahan mendadak suasana di jalan dalam ruang beberapa meter; pembagian secara terang-terangan sebuah kota ke dalam zona-zona atmosfer psikis yang berbeda; jalan kecil dari resistensi yang paling minimal yang secara otomatis mengikuti jalan-jalan tanpa tujuan (dan yang mana tidak ada hubungannya dengan fisik kontur dari sebuah daerah), karakter menarik atau mengusir dari tempat-tempat tertentu – semua fenomena ini tampaknya diabaikan. Dalam setiap kasus, mereka tidak pernah digambarkan tergantung pada sebab-sebab yang dapat dibongkar oleh analisis yang cermat dan dijungkirbalikkan ke perhitungan. Orang-orang cukup sadar bahwa beberapa lingkungan menyuramkan dan beberapa lainnya menyenangkan. Namun mereka umumnya hanya mengasumsikan bahwa jalan yang elegan menimbulkan rasa kepuasan dan jalan yang jelek menimbulkan depresi, dan membiarkannya tetap berlangsung seperti itu. Bahkan, berbagai kemungkinan kombinasi dari ambiens-ambiens, dapat disamakan dengan campuran bahan-bahan kimia murni dalam jumlah campuran yang tak terbatas, menimbulkan perasaan yang berbeda dan kompleks sebagai bentuk lain yang dapat membangkitkan spectacle. Investigasi paling sederhana dari demistifikasi mengungkapkan bahwa secara kualitatif atau kuantitatif dari pengaruh yang berbeda-beda dari beragam dekorasi perkotaan tidak dapat ditentukan semata-mata berdasarkan periode historis atau gaya arsitektur, apalagi berbasiskan kondisi rumah.

    Penelitian yang kami kerjakan tentu saja untuk mengusahakan aransemen dari elemen-elemen dari seting urban, berhubungan erat dengan sensasi-sensasi yang mereka provokasi, mensyaratkan hipotesis berani yang harus terus diperbaiki dalam cahaya pengalaman, dengan kritik dan oto-kritik.

    Beberapa lukisan-lukisan De Chirico[5], yang jelas terinspirasi oleh sensasi-sensasi original arsitektural, pada gilirannya mendesakkan efek-efek terhadap basis objektif mereka ke titik yang mengubahnya: mereka berkecenderungan membuat diri mereka sendiri menjadi cetak biru atau model-model. Lingkungan-lingkungan yang menggelisahkan dari arcades[6] suatu hari nanti bisa melanjutkan dan memenuhi daya tarik karya-karya ini.

    Aku hampir tidak tahu apa pun kecuali dua pelabuhan yang dilukisi senja oleh Claude Lorrain[7] – yang mana di Louvre dan yang mendekatkan ambiens perkotaan sangat berbeda – yang dapat menyaingi dalam persoalan keindahan dari peta Paris Metro. Saya tidak, tentu saja, berbicara tentang kecantikan fisik belaka – keindahan baru hanya bisa menjadi keindahan situasi – tetapi hanya mengenai presentasi gerakan-gerakan partikular, dalam kedua kasus ini, adalah soal sejumlah kemungkinan-kemungkinan.

    Seiring dengan berbagai kesulitan dalam cara-cara untuk mengintervensi, sebuah kartografi yang di renovasi tampaknya cocok untuk pemanfaatan secara langsung.

    Produksi peta-peta psychogeograpikal, atau bahkan pengenalan tentang perubahan kurang lebih seperti peta transposing[8] yang sewenang-wenang dari dua daerah yang berbeda, dapat berkontribusi untuk mengklarifikasi beberapa pengembaraan tertentu yang mengekspresikan tidak tersubordinasinya ia terhadap keacakan tetapi insubordinasi total terhadap pengaruh-pengaruh kebiasaan (pengaruh-pengaruh umumnya dikategorikan sebagai turisme, bahwa obat populer yang menjijikkan adalah olah raga atau membeli secara kredit).

    Seorang teman baru-baru ini mengatakan kepada saya bahwa dia baru saja mengembara di daerah Harz Jerman secara membabi buta dengan mengikuti petunjuk dari peta London. Permainan singkat semacam ini jelas hanyalah awal lemah dibandingkan dengan penciptaan lengkap arsitektur dan urbanisme bahwa suatu hari nanti akan menjadi bagian dalam kekuatan setiap orang. Sementara itu kita dapat membedakan beberapa tahap parsial, proyek-proyek sederhana, diawali dengan perpindahan hanya dari unsur-unsur dekorasi dari lokasi-lokasi di mana kita gunakan untuk melihat mereka.

    Misalnya, dalam edisi sebelumnya dari jurnal ini Marcel Mariën[9] mengusulkan bahwa ketika sumber daya global telah habis karena disia-siakan oleh irasionalitas perusahaan-perusahaan yang dipaksakan pada kita hari ini, semua patung berkuda dari semua kota dunia akan dirakit di satu padang pasir yang luas. Hal ini akan menawarkan untuk orang-orang yang lalu lalang – masa depan adalah kepunyaan mereka – spectacle dari biaya artifisial militer yang bahkan bisa didedikasikan untuk mengenang masakre-masakre terbesar sepanjang sejarah, dari Tamerlane ke Ridgway. Hal ini juga akan menanggapi salah satu tuntutan utama dari generasi sekarang: nilai edukatif.

    Faktanya, tidak ada yang benar-benar baru yang bisa diharapkan sampai pada aksi massa untuk merubah beban-beban kondisi-kondisi yang mendera mereka dalam semua domain kehidupan, dan dengan cara-cara praktis untuk mengubah mereka.

    "Yang imajiner adalah yang cenderung menjadi nyata," tulis seorang penulis, karena degradasi intelektual, saya telah lupa siapa namanya.[10] Keterbatasan yang tidak disengaja dari pernyataan itu bisa berfungsi sebagai batu ujian untuk mengekspos berbagai kelucuan sastra revolusi: Sesuatu yang cenderung berbekas adalah celoteh kosong.

    Hidup, yang mana kita bertanggung jawab atasnya, menyajikan motif kuat untuk keputusasaan dan diversi-diversi vulgar yang tak terhitung lebih atau kurangnya dan kompensasi-kompensasi. Satu tahun tidak berlalu begitu saja saat orang-orang yang kita cintai belum menyerah, karena tidak memahami secara jelas kemungkinan-kemungkinan terkini, untuk beberapa kapitulasi yang menyolok. Tetapi perkemahan musuh secara obyektif mengutuk orang-orang untuk menjadi dungu dan para imbesil sudah berjumlah jutaan; bertambah beberapa lagi tak akan ada bedanya.

    Hal primer dari defisiensi moral menyisakan kegemaran, dalam segala bentuk-bentuknya.


    [Catatan Penerjemah]
    1. Artikel ini aslinya berjudul “Introduction à Une Critique de La Géographie Urbaine” dan dipublikasikan pertama kali di jurnal grup Surealis Belgia Les Lèvres Nues #6 (September 1955). Terjemahan dalam dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Inggris disediakan Ken Knabb dari Beuraeu of Public Secrets (http://bopsecrets.org). Dibukukan kemudian dipublikasikan bersama teks-teks SI lainnya dengan judul Situationist International Anthology (Revised and Expanded Edition, 2006). Terjemahan bahasa Indonesia oleh Reuben Augusto dari NEGASI: Saluran Bebas Informasi (negasidaurulang@gmail.com) dengan mengacu pada teks dari Knabb. Tulisan ini bebas hak cipta dan dapat dikutip, direproduksi, dijiplak dan disebarkan dalam bentuk apapun.
    2. Pada musim panas tahun 1953, ketika sedang melakukan aktifitas mengelilingi kota mereka bertemu seorang Kabyle yang buta huruf yang kemudian menyarankan penggunaan kata ‘psikogeografi’ untuk menandai aktifitas pengembaraan tanpa arah tersebut. Kabyle – The Kabyls atau Kabylians (dalam bahasa Kabyle: Iqvayliyen) adalah suku terbesar di Aljazair. Mereka umumnya menempati daerah di bagian utara Aljazair, seratus mil sebelah timur Algiers. Sekitar 40% penduduk Aljazair adalah Kabyle. Ada juga, karena emigrasi selama abad 19 dan 20, Orang-orang Kabyle dari Aljazair cukup banyak terdapat di Perancis dan di Amerika, terutama di Amerika Serikat dan Kanada. Daerah Kabyle disebut sebagai Al Qabayel (suku) oleh penduduk berbahasa Arab dan sebagai Kabylie dalam bahasa Prancis, tetapi penduduknya menyebutnya Tamurt Idurar ("Tanah Pegunungan") atau Tamurt Leqvayel "Kediaman kabyles". Ini adalah bagian dari Pegunungan Atlas dan terletak di tepi Laut Tengah.
    3. Detournement adalah sebuah kata dari bahasa Prancis yang juga digunakan sebagai penanda salah satu tesis populer dari grup Situationist International. Tidak ada padanan kata yang tepat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia membuat penerjemah tetap mempertahankannya untuk menjaga keluasan makna yang dimaksud oleh Debord. Detournement adalah sebuah tindakan untuk memberikan kesan-kesan atau ide-ide dan merubahnya menjadi sesuatu yang menentang budaya dominan. Misalnya adalah ketika aksi yang dilakukan pencoretan bilboard iklan yang kemudian berbalik menyerang tujuan dari iklan tersebut. Contoh lainnya adalah apa yang dilakukan oleh SI dengan meluncurkan sebuah komik di mana dialog-dialog antar karakter di dalamnya digantikan dengan slogan-slogan revolusioner. Hal yang sama juga dilakukan dengan kata ‘spectacle’. Untuk lebih lanjut, silahkan membaca “The Society of The Spectacle” yang ditulis oleh Guy Debord.
    4. Kutipan ini diambil dari buku Marx yang berjudul The Poverty of Philosophy (Bab 2).
    5. Giorgio De Chirico, (10 Juli 1888 – 20 November 1970) adalah seorang pelukis pra Surealis yang kemudian menjadi salah satu pelukis Surealis asal Italia. Lahir di Volos, Yunani dari ayah seorang Genoa dan ibu seorang Sisilia. Ia adalah pelopor gerakan seni “Squola Metafisis”. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai profil De Chirico dapat di baca di http://en.wikipedia.org/wiki/Giorgio_de_Chirico
    6. Arcade adalah sebuah sebuah ruang di antara bangunan-bangunan bertingkat atau tinggi yang jaraknya berdekatan sehingga membentuk jalan kecil menyerupai gang. Biasanya di Paris, untuk membuat para pejalan kaki merasa nyaman, mereka mendandaninya dengan membuat sejenis atap untuk menghubungkan kedua sisi bangunan tersebut. Atap tersebut biasanya diimitasi dari tumbuhan yang menjalar untuk menjaga agar sinar matahari tetap dapat menembusnya.
    7. Dua lukisan yang serupa tersebut (Lorrain melukis beberapa orang dalam tipe yang sama) juga termasuk dalam film Debord yang berjudul The Society of the Spectacle.
    8. Sebuah tindakan yang bertujuan untuk mengubah urutan atau susunan dari sesuatu.
    9. Marcel Mariën (29 April 1920 – 19 September 1993) adalah seorang anggota dari grup Surealis Belgia yang kemudian juga ikut bergabung dengan SI. Seniman multi talenta kelahiran Antwerp, Belgia ini adalah salah seorang pendiri jurnal Les Lèvres Nues.
    10. Tokoh yang dimaksud Debord adalah André Breton. Kutipan tersebut terdapat dalam artikel Le Revolver à Cheveux Blancs yang ditulis Breton.

    Bukan Sebuah Progam: Tanggapan dan Kritik

    Oleh: Reuben Augusto

    00
    Spectacle seperti yang dijelaskan Debord dalam ‘The Society of The Spectacle’, adalah pembalikan yang konkrit dari kehidupan, sebuah gerakan otonom dari sesuatu yang tak hidup. Dan spectacle menyajikan dirinya secara simultan sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri, sebagai bagian dari masyarakat dan sebagai arti dari unifikasi. Spectacle bukanlah kumpulan dari imaji-imaji, tetapi merupakan relasi sosial antar manusia yang dimediasi oleh imaji-imaji. Ia bukan lagi sekedar dekorasi yang ditambahkan ke dunia nyata. Spectacle adalah inti sesungguhnya dari ilusi masyarakat nyata.

    01
    Selama sepuluh tahun terakhir, semua dari kita yang tinggal di rentang waktu tersebut menyaksikan berbagai destruktifikasi terhadap alam dan lingkungan tinggal kita. Salah satu yang bisa disebutkan dari daftar panjang tersebut adalah reklamasi pantai. Kita dapat menunjuk kawasan bisnis yang berdiri angkuh di sepanjang jalan Pierre Tendean atau yang lebih dikenal dengan Boulevard. Mulai dari Bahu Mall, Boulevard Mall, Manado Town Square, Mega Mas hingga ke kawasan Marina Plaza yang semuanya didirikan di atas bangkai semenanjung pantai Manado lebih dari lima kilometer. Area investasi skala besar yang digembar-gemborkan sebagai simbol kemajuan kota. Sesuatu yang tentu saja salah jika kita membongkar alasan dibalik semua itu. Dan kini, tak puas dengan semua itu mereka telah bergeser ke arah selatan dengan berniat untuk melakukan kejahatan yang sama terhadap pantai Malalayang dan Kalasey. Tindakan sama yang tak akan pernah berhenti atas nama kepentingan ekspansi modal, komodifikasi dan privatisasi yang semuanya adalah upaya nyata memperkuat tatanan masyarakat spectacle hari ini.



    02
    Juga penting untuk diketahui lebih jauh bahwa dalam spectacle, untuk menjaga keberlangsungan dominasinya, ia menciptakan oposisi palsu yang sebenarnya adalah spectacle itu sendiri. Oposisi yang tampak sebagai perlawanan namun secara esensial tidak mengancam keberlangsungan spectacle. Oposisi palsu ini adalah bentuk rekuperasi yang nyata dari setiap semangat pemberontakan dengan mengikis habis semua penentangan dan menyerapnya menjadi bagian dari spectacle itu sendiri sehingga menjadi netral dan tak berbahaya. Oposisi ini tampil dalam bentuk-bentuk organisasi, metoda, strategi taktik yang banal, repetitif dan negotiatif. Salah satunya adalah apa yang terjadi pada aksi penentangan terhadap reklamasi pantai di Kalasey baru-baru ini.

    03
    Bahwa dengan melakukan demonstrasi massa yang hanya sekedar mendatangi tempat reklamasi dengan mengusung poster, spanduk, meneriakkkan penolakan dan mendengarkan orasi panjang lebar dari para vanguard adalah hal yang dimaksud di atas. Fakta bahwa di saat yang bersamaan dengan berlangsungnya demonstrasi, aktifitas penimbunan tanah di pantai tetap berlangsung seperti biasanya. Tak ada gangguan yang berarti dari aksi massa tersebut selain hanya imaji-imaji yang terunifikasi dalam spectacle.

    04
    Hal ini tentu saja adalah efek yang terkait dengan menyerahnya gerakan penolakan reklamasi pantai pada mediasi kaum Kiri dan para spesialis. Membiarkan dengan sengaja, mereka bicara atas nama keinginan dari masing-masing individu dalam pengeneralisasian isu ke dalam satu wadah yang mereka inginkan dan berhasil mereka kendalikan yang bernama politik representasi. Karena semestinya disadari bahwa segala bentuk spesialisasi sosial adalah bentuk mutakhir dari spectacle. Mereka menyampaikan pesan-pesannya sebagai juru bicara sistem dan memberangus siapapun yang ingin bicara dan merepresentasikan dirinya sendiri.

    05
    Kesesatan lain adalah dengan mengatasnamakan gerakan protes yang damai, aksi penolakan reklamasi pantai ini semakin menjauhkan diri dari kemungkinan-kemungkinan untuk mencoba berbagai aksi langsung yang melangkah lebih jauh dari tipikal yang sekedarnya. Secara langsung, penolakan ini berarti telah menegaskan dogmatisme akut dan xenophobia yang juga adalah penyakit para spektator di masyarakat spectacle hari ini.

    06
    Masih ditambah dengan terbongkarnya alasan penolakan reklamasi yang bergerak dalam kotak retorika kosong tentang environmentalisme ala korporasi, negara melalui para spesialis dan kaum Kiri. Persoalan seperti Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), ruang publik, keterlibatan warga sekitar dalam pengembangan dalam bentuk penyerapan tenaga kerja adalah hal yang tak bisa disangkal sebagai kemiskinan analisa atas kegersangan hidup yang ditimbulkan oleh spectacle.

    07
    Seharusnya telah disadari dan diingat bahwa dengan demonstrasi massa yang bertujuan untuk “menggugah” negara agar “membantu” penolakan reklamasi pantai, adalah sesuatu yang sia-sia. Mengingat negara beserta semua aparatusnya telah dikembangkan sesuai dengan dinamikan internal dari spectacle.

    08
    Kekalahan berikutnya adalah dengan kesetiaan pada metoda massa. Sebab dalam pengertiannya yang dasar, massa adalah kumpulan dari individu-individu memiliki kedekatan secara fisik, namun tidaklah secara sosial. Massa tentu saja adalah soal kuantitatif yang kosong. Kehampaan tragis yang mempunyai nama: separasi.

    09
    Separasi adalah kemenangan dari masyarakat hirarkis hari ini, di mana dengan corak produksi ekonominya telah berhasil menjadikan setiap orang sebagai proletar yang teralienasi.

    10
    Semenjak awal, logika massa adalah logika sosial ekonomi masyarakat hari ini berjalan. Menekankan eksitensinya pada persoalan jumlah berarti berjalan segaris dengan mode produksi korporasi-korporasi yang menghasilkan bencana kerusakan alam dan lingkungan. Salah satu musuh yang menjadi sasaran dari gerakan ini. Metoda ini juga secara kasar mengintegrasikan keseluruhan ragam ke dalam satu kanal.

    11
    Dengan demikian menjadi penting untuk merubah objektifitas komoditi yang ditawarkan sebagai solusi dan menggantinya dengan subjektifitas yang berbasis pada frustasi dan hasratnya sendiri. Sebuah jalan keluar dari alur penggembalaan. Bersamaan dengan hal itu, maka penolakan terhadap semua ideologi bahkan yang paling revolusioner sekalipun mendapatkan tempat.

    12
    Sementara itu, independensi yang digaung-gaungkan gerakan ini bukanlah otonomi dalam pengertian yang sesungguhnya. Sebaliknya ia merupakan tahap lanjut dari representasi melalui mediasi-mediasi khusus oleh spectacle yang memperlihatkan sebuah dunia yang tak dapat secara langsung direngkuh.



    13
    Sebab reifikasi dalam spektakularisasi kapitalisme modern membuat setiap orang mendapatkan peran yang spesifik dalam sebuah kepasifan umum. Tidak terkecuali gerakan ini.

    14
    Karenanya adalah tidak mengejutkan jika kemudian gerakan ini kembali terjungkang dalam kegagalan. Ketidakberhasilan yang sejak awal secara tidak langsung adalah tujuan dari tipikal gerakan seperti ini.

    15
    Hanya dengan melampauinya, belajar dari kesalahan-kesalahan, membuka kemungkinan-kemungkinan eksperimental yang baru dalam segi taktik dan metoda, mendefinisikan kembali tujuan dari penentangan, sehingga menemukan musuh yang mesti dihancurkan dan merengkuh totalitas hidup.


    Di publikasikan pertama kali dalam ANTAGONIS #01 – Februari 2011
    Hakim Bey

    Sebuah Asosiasi untuk mengumpulkan Ontologikal Anarki bertemu dalam konklaf, sorban hitam dan jubah berkilauan, telentang di karpet Syirazi menyeruput kopi pahit, merokok chibouk panjang dan sibsi. Pertanyaan: Apa posisi kita terhadap semua pembelotan belakangan ini dan desersi dari anarkisme (khususnya di tanah California): menghukum atau memaafkan? menyingkirkan mereka atau memanggil mereka sebagai avant-garde? Gnostik elit ... atau pengkhianat?
    Sebenarnya, kita memiliki banyak simpati bagi para desertir dan berbagai kritik mereka terhadap anarkisme. Seperti Sinbad & Situa yang menakutkan, anarkisme terhuyung-huyung berputar dengan bangkai seorang martir yang menempel dibahunya secara ajaib - dihantui oleh warisan kegagalan dan masokisme revolusioner – diam  terasing dari sejarah yang hilang.
    Antara masa lalu yang tragis dan masa depan yang mustahil, anarkisme tampaknya kekurangan masa depan – seolah-olah takut untuk bertanya pada diri sendiri, di sini dan sekarang, apa hasrat sejati saya? – dan apa yang bisa saya lakukan sebelum terlambat ...? Ya, bayangkan diri anda dihadapkan dengan seorang penyihir yang menatap anda secara mendalam dan menuntut, "Apa keinginan anda yang sebenarnya?" Apakah anda akan mendeham dan gagap, terbata-bata, berlindung pada ideologi hampa? Apakah anda memiliki Imajinasi dan keinginan, dapatkah anda bermimpi dan berani – atau apakah anda korban penipuan dari sebuah fantasi impoten?

    Lihatlah kedalam cermin dan cobalah ...(salah satu dari topengmu adalah wajah seorang penyihir) ...
    "Gerakan" para anarkis hari ini berisi hampir tidak ada kulit hitam, Hispanik, penduduk asli Amerika atau anak-anak ... sedangkan, dalam teori sebuah kelompok yang benar-benar tertindas akan berdiri untuk mendapatkan yang terbaik dari setiap pemberontakan anti-otoritarian. Mungkinkah bahwa anarkisme tidak menawarkan program kongkrit dimana kehilangan benar-benar mungkin terpenuhi (atau paling tidak perjuangan realistis untuk memenuhi) kebutuhan nyata dan hasrat?
    Jika demikian, maka kegagalan ini akan menjelaskan kekurangan anarkisme tidak hanya pada ketidakpuasan orang miskin dan marjinal, tetapi juga ketidak puasan dan penghianatan dari dalam barisan sendiri. Demonstrasi-demonstrasi, barisan penjaga dan cetak ulang dari abad klasik ke-19 tidak meningkat menuju tingkatan vital, konspirasi yang berani terhadap pembebasan diri. Jika gerakan ini bertumbuh dan bukan menyusut, banyak orang yang tidak berguna harus di buang dan beberapa ide berisiko dirangkul.
    Sebuah potensi telah hadir. Setiap hari sekarang, sejumlah besar orang Amerika akan menyadari bahwa mereka sedang dipaksa memakan omong kosong histeris reaksioner buatan yang membosankan. Padauan suara cepat yang berisi teriakan, kemuakan dan muntahan ... massa yang marah berkeliaran di mall, menghancurkan dan menjarah ... dan lain-lain….dan lain-lain. Banner Hitam dapat menyediakan fokus bagi kemarahan dan menyalurkannya pada sebuah bentuk insureksi dari sebuah Imajinasi. Kita bisa mengambil perjuangan tersebut di mana ia dijatuhkan oleh Situationis pada '68 dan Autonomia pada tahun tujuh puluhan, dan membawanya ke tahap berikutnya. Kita bisa memiliki pemberontakan pada masa kita sendiri– dan dalam proses tersebut, kita bisa mewujudkan berbagai hasrat kita yang sebenarnya, bahkan jika hanya untuk satu musim, sebuah perompak utopia yang singkat, zona-bebas melengkung di dalam ruang tua/kontinum waktu.
    Jika A.O.A. (Alliance Ouvrière Anarchiste) mempertahankan afiliasinya dengan "gerakan," kita melakukannya bukan hanya sekedar untuk keluar dari kecenderungan romantis yang menyebabkan kehilangan – atau tidak secara total. Dari semua "sistem politik," anarkisme (meskipun kekurangannya, dan justru karena ini bukan politik maupun sistem) paling mendekati pemahaman kita tentang realitas, ontologi, sifat alamiah. Adapun para desertir ... kami setuju dengan kritik mereka, tetapi perlu dicatat bahwa mereka tampaknya tidak menawarkan alternatif baru yang kuat. Jadi untuk saat ini kami lebih memilih untuk berkonsentrasi pada perubahan anarkisme dari dalam.
    Ini adalah program kami, kamerad:
    1. Bekerja pada kesadaran bahwa rasisme psikis telah menggantikan diskriminasi terang-terangan sebagai salah satu aspek yang paling menjijikkan dari masyarakat kita. Partisipasi imajinatif dalam budaya lain, khususnya. Dimana kita hidup dengan itu.

    2. Meninggalkan semua kemurnian ideologis. Menganut anarkisme "Tipe-3" (untuk menggunakan slogan pro-tem Bob Black): baik kolektif atau individualis. Membersihkan kuil dari berhala sia-sia, menyingkirkan situa yang mengerikan, relik dan martyrologi.

    3. Anti-kerja atau "Zerowork" gerakan yang sangat penting, termasuk radikalisme dan mungkin serangan kekerasan dalam Pendidikan dan perbudakan anak-anak.

    4. Mengembangkan jaringan american samizdat, menggantikan penerbitan kuno/taktik propaganda. Pornografi dan hiburan populer sebagai kendaraan untuk pendidikan radikal yang baru.

    5. Dalam musik, hegemoni ketukan 2/4 dan 4/4 harus digulingkan. Kami membutuhkan musik baru, benar-benar gila tapi meneguhkan hidup, berirama halus namun kuat, dan kita membutuhkannya sekarang.

    6. Anarkisme harus memisahkan dirinya jauh dari injil materialisme dan saintisme dangkal dua dimensi abad ke-19. " Kesadaran Tingkat Tinggi " bukanlah sekedar hal menakutkan yang diciptakan oleh para imam jahat. Adat Timur, okultisme, budaya suku memiliki teknik yang bisa "disesuaikan" dengan gaya anarkis yang sebenarnya. Tanpa "Kesadaran Tingkat Tinggi," anarkisme berakhir dan menguap sendiri ke dalam suatu bentuk penderitaan, keluh-kesah. Kita perlu semacam praktis "anarkisme mistis," tanpa semua omong kosong zaman baru-dan-shinola, dan inexorably heretik dan anti-ulama; kecenderungan untuk semua kesadaran teknologi baru dan metanoia –  sebuah demokratisasi shamanisme, kemabukan & keheningan.

    7. Seksualitas tengah berada di bawah serangan, jelas dari kaum Kanan, lebih halus dari gerakan avant-pseud "post-seksualitas", dan bahkan lebih halus lagi oleh Rekuperasi Spektakuler dalam media dan periklanan. Waktunya untuk sebuah langkah besar dalam kesadaran SexPol, sebuah penegasan eksplosif kembali dari polimorfik eros - (bahkan dan khususnya dalam menghadapi wabah dan kesuraman) – sebuah glorifikasi literal dari rasa, suatu doktrin kegembiraan. Abaikan seluruh kebencian – dunia dan rasa malu.

    8. Percobaan dengan taktik baru untuk menggantikan bagasi kaum kiri yang sudah ketinggalan zaman. Menegaskan praktek, materi dan manfaat personal dari jaringan radikal. Waktu kali ini tampak tidak menguntungkan bagi kekerasan atau militansi, tapi sesungguhnya sedikit sabotase dan gangguan imajinatif tidak pernah keluar dari tempatnya. Berkelompot dan berkonspirasi, jangan melacur dan mengeluh. Dunia Seni pada khususnya pantas mendapatkan sebuah dosis "puisi Terorisme."

    9. Despatialisasi masyarakat post-industri memberikan beberapa manfaat (misalnya jaringan komputer) tapi bisa juga mewujudkan bentuk penindasan (tunawisma, gentrifikasi mendesain depersonalisasi, degradasi Alam, dll) komune di tahun enam puluhan berusaha untuk menghindari kekuatan-kekuatan ini tapi gagal. Pertanyaan terhadap penolakan lahan seharusnya berjalan. Bagaimana kita bisa memisahkan konsep ruang dari mekanisme kontrol? Para gangster teritorial, Bangsa/Negara, telah memonopoli seluruh peta. Siapa yang dapat menciptakan bagi kita sebuah kartografi otonomi, yang dapat menggambar peta yang meliputi hasrat kita?

    Anarkisme akhirnya menyiratkan anarki – dan anarki adalah chaos. Chaos adalah asas penciptaan yang terus-menerus ... dan chaos tidak pernah mati.



    Diterjemahkan oleh Terik Matahari.